www.pusatkabar.id – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji telah menegaskan pentingnya pemantauan dan pengawasan dalam distribusi makanan bergizi gratis kepada sasaran yang tepat. Dalam konteks tersebut, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah lima tahun menjadi fokus utama untuk memastikan mereka menerima manfaat yang seharusnya.
Pentingnya peran tim pendamping keluarga (TPK) menjadi semakin jelas dalam memastikan bahwa bantuan tersebut sampai kepada yang berhak. Wihaji menekankan bahwa perlu ada tindakan tegas untuk mencegah salah sasaran yang dapat merugikan penerima manfaat.
Pikiran ini disampaikan Wihaji dalam kunjungan ke salah satu Kampung Keluarga Berkualitas di Kota Bandung, di mana ia mengawasi langsung distribusi makanan bergizi. Ia menyatakan bahwa seharusnya tidak ada makanan yang diterima seharusnya oleh balita, tetapi justru dimakan oleh orang dewasa dalam rumah tangga tersebut.
Mengawasi Distribusi Makanan Bergizi untuk Masyarakat
Pengawasan yang ketat diperlukan agar bantuan makanan bergizi benar-benar sampai pada pihak yang membutuhkan. Menteri Wihaji memberikan contoh konkret tentang bagaimana seringkali suami atau anggota keluarga lain yang tidak berhak menerima makanan yang seharusnya ditujukan untuk ibu hamil atau anak balita.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama karena distribusi di lingkungan rumah berbeda dengan pengawasan yang ada di sekolah. Di sekolah, anak-anak dapat makan bersama dan diawasi secara langsung, sedangkan di rumah, hal ini cukup kompleks.
Wihaji mengharapkan agar setiap anggota TPK tidak hanya bertugas mendistribusikan bahan pangan, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang hak mereka. Setiap keluarga harus mengetahui bahwa makanan bergizi yang diterima adalah hak yang tidak boleh dilanggar.
Pentingnya Kunjungan Lapangan untuk Penilaian Program
Kunjungan ke kampung-kampung menjadi salah satu strategi Wihaji untuk memastikan program yang telah ditetapkan berjalan dengan baik. Ia menegaskan bahwa langsung terjun ke lapangan memungkinkan dia untuk mendalami dan menganalisis situasi yang ada di masyarakat.
Pernyataan Wihaji juga mencerminkan komitmennya untuk tidak terjebak dalam diskusi administratif yang berkepanjangan. Menurutnya, langkah nyata sangat diperlukan agar semua program dapat dievaluasi dan disesuaikan berdasarkan kondisi di lapangan.
Dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat, Wihaji dapat dengan cepat menangkap permasalahan dan kendala yang terjadi. Ini juga membuka peluang untuk memberikan solusi yang lebih tepat sasaran berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Status Penerima Manfaat Makanan Bergizi
Saat ini, sekitar 2,6 persen dari total 9,1 juta ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita telah menerima manfaat dari program makanan bergizi gratis. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses manfaat yang ada.
Wihaji optimis bahwa dengan koordinasi yang lebih baik antara berbagai lembaga, jumlah penerima manfaat akan meningkat. Kerja sama yang erat antara Kementerian dan Badan Gizi Nasional akan sangat membantu dalam mencapai tujuan itu.
Program ini juga memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk lembaga pemerintah dan masyarakat, untuk mewujudkan hasil yang nyata. Dalam hal ini, TPK diharapkan untuk terus berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga informasi dapat tersampaikan dengan baik.