www.pusatkabar.id – Memasuki Tahun Baru Hijriah atau 1 Muharram 1447, komunitas wartawan di Bandung kembali melaksanakan tradisi yang sudah berlangsung selama tiga tahun, yaitu kegiatan Ngaji Bareng Wartawan Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Ngabarin. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan keagamaan dan memberikan siraman rohani bagi para peserta yang terdiri dari anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan insan pers lainnya.
Kegiatan Ngabarin ini rutin diadakan setiap Kamis malam di Sekretariat PWI Kota Bandung. Setiap pertemuan dimulai dengan membaca Al-Qur’an secara bersama-sama, dilanjutkan dengan penafsiran dan kajian tentang makna ayat-ayat yang dibacakan, sehingga memberikan wawasan lebih dalam tentang kandungan kitab suci tersebut. Kegiatan ini juga diawali dengan doa bersama untuk memohon berkah dalam usaha pencarian ilmu.
Zaenal Ihsan, Ketua Pokja PWI Kota Bandung, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam meningkatkan literasi keagamaan. Menurutnya, kehadiran Ngabarin dapat menjadi pedoman moral dan etika bagi wartawan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dengan itu, diharapkan para wartawan bisa lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka.
Kegiatan Ngabarin diasuh oleh Dudy Supriyadi, S. Ag, yang bekerja sama dengan Asep Budi Haryanto. Keduanya adalah anggota PWI yang memiliki komitmen besar terhadap pendidikan keagamaan. Selain itu, kegiatan ini juga telah menarik perhatian mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Azhary Cianjur, yang menjadikannya sebagai subjek penelitian untuk tesis mereka.
Partisipasi dalam kegiatan ini tidak terbatas hanya untuk anggota PWI. Insan pers dari berbagai media di Kota Bandung turut berpartisipasi, dan pada beberapa kesempatan, kegiatan ini mengundang publik figur seperti artis dan pejabat publik untuk memberikan inspirasi lebih kepada para wartawan.
Kaitan Ngabarin dengan Tradisi Keagamaan di Indonesia
Ngabarin mencerminkan komitmen wartawan untuk tetap terhubung dengan nilai-nilai keagamaan meskipun dalam profesi yang sibuk. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antaranggota, membantu mereka memahami peran penting agama dalam kehidupan pers dan masyarakat. Kegiatan ini menjadikan wartawan bukan hanya sebagai penyebar informasi, tetapi juga sebagai agen moral dalam masyarakat.
Tradisi membaca Al-Qur’an dan membahas tafsirnya di lingkungan wartawan diharapkan bisa menjadi contoh bagi komunitas lainnya. Melalui kegiatan ini, wartawan dapat menunjukkan bahwa konsumsi informasi yang berkualitas tidak hanya berasal dari data dan fakta, tetapi juga dari nilai-nilai spiritual yang mendalam. Ini menjadikan Ngabarin relevan dalam konteks kehidupan modern saat ini.
Dari sudut pandang pendidikan, Ngabarin juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan nilai-nilai etika jurnalistik yang berlandaskan pada ajaran agama. Wartawan yang memiliki basis pengetahuan agama yang kuat akan lebih mampu untuk menghadapi tantangan yang ada dalam dunia pers, serta dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam menyampaikan berita.
Kegiatan ini bertepatan dengan awal tahun baru Islam, yang merupakan waktu yang baik untuk merenungkan kembali tujuan hidup dan peran masing-masing dalam masyarakat. Dalam konteks yang lebih besar, Ngabarin menjadi semacam refleksi spiritual bagi wartawan untuk menjaga integritas maupun kejujuran dalam beritanya.
Pengaruh Kegiatan Ngabarin dalam Masyarakat Bandung
Dari informasi yang disampaikan oleh Ketua Pokja PWI, diharapkan kegiatan ini akan memacu wartawan untuk lebih rajin dalam mengaji. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang agama, wartawan diharapkan bisa menginspirasi PWI di kota dan kabupaten lainnya di Jawa Barat. Ini tidak hanya menguntungkan bagi para wartawan, tetapi juga bagi masyarakat umum yang menerima informasi dari mereka.
Ngabarin bukan hanya sebuah kegiatan rutin; itu adalah gerakan kolektif yang bertujuan untuk menghadirkan nilai-nilai keagamaan dalam setiap artikel dan laporan yang ditulis oleh wartawan. Oleh karena itu, diharapkan dengan kegiatan ini, kualitas berita yang dihasilkan dapat menjadi lebih bermakna dan mendidik bagi pembaca.
Dengan memasuki tahun baru Islam, Ngabarin juga memfokuskan kajian pada surat Al-Kahfi. Surat ini mengandung banyak pelajaran berharga, di antaranya adalah kisah para pemuda yang beriman yang melawan penindasan dengan cara yang cerdas dan berani. Kisah ini memperlihatkan betapa pentingnya iman dan keyakinan dalam menghadapi tantangan hidup.
Kisah yang ada dalam surat Al-Kahfi, seperti Nabi Musa dan Khidir, menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan kebijaksanaan. Ini menjadi pengingat bahwa mencari ilmu tidak hanya tentang pengetahuan duniawi tetapi juga memahami hakikat kehidupan yang lebih dalam. Oleh karena itu, setiap pertemuan di Ngabarin menjadi momentum untuk merenungkan arti kehidupan dan peran masing-masing dalam masyarakat.
Peranan Komunitas dalam Mendukung Ngabarin
Keberhasilan dan keberlangsungan kegiatan Ngabarin juga tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Organisasi-organisasi sosial, seperti Baznas Provinsi Jawa Barat, serta lembaga pelayanan publik seperti Pos Indonesia, turut memberikan perhatian terhadap inisiatif ini. Dukungan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan memiliki peranan penting dalam membangun solidaritas sosial di masyarakat.
Melalui rangkaian kegiatan Ngabarin, PWI Kota Bandung dapat terus meneguhkan komitmennya dalam mengedukasi anggotanya tentang pentingnya spiritualitas dalam profesi. Kegiatan ini adalah contoh nyata bagaimana wartawan bisa berperan tidak hanya dalam menyampaikan informasi tapi juga dalam mendidik dan memperkaya pemahaman keagamaan masyarakat.
Melalui keikutsertaan dalam Ngabarin, wartawan tidak hanya memperkaya diri sendiri tetapi juga berbagi dengan orang lain. Hal ini menjadikan kegiatan ini sebagai pendekatan kolaboratif yang menguntungkan semua pihak. Dengan demikian, alih-alih berfokus pada persaingan, wartawan akan lebih cenderung saling mendukung dalam menjalani profesi mereka.
Tidak salah jika Ngabarin dianggap sebagai bagian penting dari kultur kewartawanan di Bandung. Kegiatan ini membuktikan bahwa meski di tengah tuntutan pekerjaan yang tinggi, tidak ada yang lebih berharga daripada menjalin kedekatan spiritual dan pembelajaran bersama. Ke depan, diharapkan kegiatan ini bisa terus berlanjut dan berkembang, menjangkau lebih banyak orang dan memberikan manfaat yang lebih luas lagi.
