www.pusatkabar.id – Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari tekanan jeratan rentenir dan pinjaman online ilegal. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga yang terperangkap dalam situasi keuangan yang sulit akibat keterbatasan akses terhadap permodalan yang aman.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan bahwa meski ada perkembangan dalam berbagai sektor, masih banyak kelompok masyarakat yang hidup dalam tekanan ekonomi. Menurutnya, mereka sering kali menjadi target praktik rentenir dan pinjaman online yang merugikan.
Dalam sebuah Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan di Nara Park, Erwin menjelaskan bahwa pelaku usaha mikro, ibu rumah tangga, dan anak muda adalah mereka yang paling sering berurusan dengan utang berbunga tinggi. Hal ini bukan disebabkan oleh kemalasan, namun lebih karena kurangnya akses keuangan yang mudah dan adil.
Erwin menegaskan bahwa Satgas Antirentenir hadir untuk mengedukasi masyarakat serta melindungi mereka dari praktik pinjaman yang ilegal. Masalah ini bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga mencakup aspek sosial, psikologis, dan moralitas.
Pengaruh utang tersebut dapat berakibat kehilangan usaha, keretakan rumah tangga, dan bahkan konflik sosial. Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk memastikan perlindungan yang terbaik bagi masyarakat.
Selanjutnya, ia menyatakan bahwa Satgas tidak hanya berfungsi untuk menindak, melainkan juga membangun sinergi lintas sektor untuk edukasi masyarakat. Hal ini penting agar warga dapat terhindar dari dampak negatif praktik pinjaman ilegal.
Membangun Akses Permodalan yang Lebih Baik untuk Masyarakat
Strategi utama yang dijalankan oleh Pemkot Bandung adalah penyediaan akses permodalan formal. Kerja sama akan dilakukan dengan bank daerah, koperasi, dan lembaga keuangan mikro demi memberikan pembiayaan yang ramah dan mudah bagi pelaku UMKM.
Pendekatan ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengakses keuangan tanpa harus melalui jalur pinjaman yang berisiko tinggi. Ini diharapkan dapat membantu para pelaku usaha untuk berkembang tanpa terjebak dalam utang berbunga tinggi.
Pemberdayaan masyarakat melalui literasi keuangan menjadi langkah kedua yang penting. Pemahaman mengenai pengelolaan keuangan dan risiko pinjaman harus disampaikan kepada masyarakat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.
Kegiatan edukasi ini tidak hanya berlangsung dalam bentuk seminar, tetapi juga dilakukan secara aktif di tingkat RW melalui program inklusi ekonomi. Program ini dirancang untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga mereka lebih paham mengenai pentingnya pengelolaan keuangan yang baik.
Ketiga, penguatan jalur koperasi dan ekonomi komunitas akan menjadi fokus dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Koperasi berbasis komunitas, seperti masjid dan kelurahan, berperan sebagai pusat akses keuangan alternatif yang dapat diandalkan oleh masyarakat.
Peran Satgas dalam Melindungi Masyarakat dari Praktik Rentenir
Sebagai bagian dari langkah konkret, Satgas Antirentenir Bandung merupakan satu-satunya kelompok yang sudah terbentuk secara resmi di tingkat kota di Indonesia. Satgas ini berfungsi sebagai mitra strategis dalam mengurangi praktik rentenir melalui pendekatan edukatif dan advokatif.
Tatatang Muhtar, Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung, menunjukkan bahwa saat ini tersedianya 14 anggota yang terdiri dari berbagai unsur. Para anggota ini memiliki fungsi penting dalam advokasi dan pemberdayaan masyarakat yang terdampak.
Pendamping di 14 kecamatan telah menerima bantuan insentif untuk membantu menjalankan tugas mereka, dan rencananya, jumlah ini akan terus diperluas hingga mencapai 30 kecamatan. Ini menunjukkan komitmen Pemkot Bandung dalam mengatasi masalah rentenir.
Target tahun ini adalah mendampingi 14 kecamatan, dan pada tahun depan ditargetkan akan ada tambahan 7 kecamatan lagi. Rencana jangka panjang mencakup penambahan pendamping di seluruh kecamatan pada tahun 2026.
Hal ini menunjukkan langkah nyata dalam mengatasi masalah rentenir. Dengan pendampingan yang terstruktur dan berkelanjutan, masyarakat akan lebih terlindungi dari praktik pinjaman yang merugikan.
Keterlibatan Masyarakat untuk Menciptakan Lingkungan Keuangan yang Sehat
Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menciptakan lingkungan keuangan yang sehat tidak dapat diabaikan. Edukasi dan pemahaman yang baik mengenai keuangan akan mendorong masyarakat untuk menjadi lebih mandiri dan bijaksana dalam memilih sumber permodalan.
Dengan adanya pengetahuan yang lebih baik, masyarakat diharapkan mampu menilai mana produk keuangan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini juga akan mengurangi risiko terjebak dalam praktik pinjaman ilegal yang dapat merugikan perekonomian mereka.
Upaya mendidik masyarakat tentang pentingnya menabung dan berinvestasi juga perlu dilakukan. Investasi yang bijak akan membantu masyarakat membangun kekayaan yang lebih stabil di masa depan.
Melalui pendekatan yang partisipatif, masyarakat akan merasa memiliki kontrol lebih terhadap masalah keuangan mereka. Keberhasilan dalam menciptakan masyarakat yang finansial cerdas adalah tanggung jawab bersama yang perlu diupayakan.
Dalam menghadapi tantangan di era digital ini, penting untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Dengan demikian, mereka bisa menjadi lebih siap dan waspada terhadap berbagai penawaran dan promosi yang mungkin merugikan mereka.