www.pusatkabar.id – Dampak kebijakan larangan study tour di Jawa Barat telah mulai dirasakan oleh sektor pariwisata di Yogyakarta. Terutama, pengaruh ini sangat terasa pada kunjungan oleh segmen pelajar dari berbagai provinsi yang sebelumnya rutin datang ke Kota Yogyakarta.
Yurnelis Piliang, Kepala Bidang Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa kunjungan dari pelajar, khususnya yang berasal dari Jawa Barat, mengalami penurunan signifikan. Larangan tersebut membuat Yogyakarta kehilangan ribuan pelajar yang biasanya datang untuk belajar sekaligus berwisata.
Dalam konteks ini, Yurnelis mengungkapkan bahwa pengelola destinasi wisata harus beradaptasi untuk menarik perhatian para wisatawan yang sudah berkurang. “Kami mendorong pengelola destinasi wisata untuk melakukan inovasi dalam mengelola atraksi yang ditawarkan,” ujarnya saat pertemuan di Diskominfo Kota Yogyakarta.
Inovasi dalam Pengelolaan Wisata untuk Meningkatkan Daya Tarik
Pengelola destinasi wisata di Yogyakarta perlu memperluas pilihan atraksi yang ditawarkan kepada pengunjung. Dengan begitu, kunjungan tidak hanya berkisar pada kawasan Malioboro yang sudah sangat terkenal.
Kawasan-kawasan lain yang patut dilirik seperti Kota Baru, yang menawarkan kuliner lokal dan street food, dapat menjadi alternatif menarik bagi wisatawan. Selain itu, museum dan bangunan bersejarah juga dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pengalaman berwisata.
Perubahan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Yogyakarta pada kunjungan pelajar dari satu provinsi tertentu. Dengan memperkaya pengalaman wisata yang ditawarkan, harapannya adalah wisatawan akan terus berdatangan meski ada kebijakan yang membatasi.
Event Besar sebagai Strategi Peningkatan Kunjungan Wisatawan
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta telah merencanakan beberapa event besar. Event seperti Prambanan Jazz, Artjog, dan Festival Gula Kelapa dikenal mampu menarik perhatian banyak wisatawan.
Event-event ini tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan, tetapi juga memperkaya pengalaman wisata yang ditawarkan. Dengan menghadirkan kegiatan yang menarik, Yogyakarta berusaha untuk menghidupkan kembali semangat pariwisata di kota ini.
Sri Arika Wahyuningsih, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, menjelaskan target yang ingin dicapai selama musim liburan sekolah. “Kami menargetkan untuk meningkatkan jumlah wisatawan hingga mencapai 500.000 selama periode tersebut,” jelasnya.
Pentingnya Kolaborasi antara Pengelola Wisata dan Pemerintah
Kolaborasi antara pengelola destinasi wisata dan pemerintah daerah sangat penting untuk mencapai target kunjungan yang diinginkan. Dengan adanya sinergi, berbagai inisiatif bisa dilaksanakan untuk meningkatkan daya tarik wisata Yogyakarta.
Pengelola perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk bisa melakukan inovasi yang diperlukan. Hal ini mencakup pelatihan bagi pengelola agar mampu memberikan layanan yang terbaik bagi pengunjung.
Di sisi lain, pemerintah juga harus aktif dalam mempromosikan Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggulan. Melalui strategi pemasaran yang tepat, diharapkan Yogyakarta dapat memperkuat posisinya di peta pariwisata nasional.