www.pusatkabar.id – Thailand kini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Asia, dan menarik perhatian banyak pelancong dari berbagai negara. Salah satu pencapaian terkini adalah posisi Malaysia sebagai negara pengirim turis terbesar pada tahun ini, menggeser China yang sebelumnya dominan.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hingga awal bulan Juni 2025, lebih dari dua juta wisatawan Malaysia telah mengunjungi Thailand. Hal ini menandai perubahan signifikan dalam pola perjalanan, dimana keamanan wisatawan menjadi perhatian utama di tengah isu-isu yang muncul.
Survei terbaru menyebutkan penurunan minat pelancong dari China, dengan jumlah kunjungan yang sudah jauh dari ekspektasi. Investor dan pelaku pariwisata kini harus berhati-hati mengingat reputasi Thailand yang bisa dipengaruhi oleh insiden-insiden negatif terkait keamanan dan penipuan yang marak terjadi.
Mengapa Malaysia Mengungguli China dalam Kunjungan Wisatawan
Salah satu faktor yang mendorong peningkatan kunjungan dari Malaysia adalah kedekatan geografi dan kemudahan aksesibilitas. Fleksibilitas penerbangan dan tawaran paket wisata yang menarik menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong Malaysia.
Di samping itu, Thailand memiliki banyak tempat wisata eksotis yang menjadi primadona, seperti pantai, pulau, serta budaya yang kaya. Para wisatawan Malaysia sangat suka menikmati pengalaman kuliner dan budaya lokal, yang membuat mereka terus kembali.
Dari sisi regulasi, pemerintah Thailand juga berupaya untuk mempermudah prosedur visa dan meningkatkan promosi wisata, yang tentunya turut mendukung peningkatan angka kunjungan. Selain itu, kerjasama di sektor pariwisata antara kedua negara juga semakin erat, membuat pengalaman wisatawan yang datang semakin menyenangkan.
Impak Keamanan terhadap Pariwisata Thailand
Tentunya, isu keamanan tak dapat diabaikan. Penurunan jumlah wisatawan dari China sebagian besar disebabkan oleh insiden kejahatan yang tingkat keberulangannya meningkat. Kasus penculikan yang melibatkan selebriti asal China, misalnya, menyita perhatian media dan berpengaruh pada citra Thailand.
Pihak berwenang di Thailand telah berkomitmen untuk meningkatkan keamanan di area wisata, namun tantangan tetap ada. Untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan, upaya promosi yang baik harus disertai dengan langkah konkret dalam mengatasi masalah yang ada.
Keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman juga akan menentukan masa depan industri pariwisata Thailand. Tanpa adanya langkah nyata, dapat dipastikan kunjungan wisatawan dari negara-negara lain pun bisa terpengaruh.
Proyeksi Sektor Pariwisata di Masa Depan
Bank Sentral Thailand mencatat proyeksi yang kurang menggembirakan untuk jumlah wisatawan asing pada tahun ini. Target kunjungan turis yang awalnya 39,5 juta kini disesuaikan menjadi 37,5 juta, mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor pariwisata.
Jumlah wisatawan China diharapkan hanya mencapai 5 juta, jauh dari angka sebelumnya yang mencapai 6,7 juta pada tahun 2024. Ini merupakan sinyal merah bagi industri yang sangat bergantung pada sektor pariwisata untuk perekonomian.
Menurut Ketua Dewan Pariwisata Thailand, Chai Arunanondchai, sektor pariwisata menyerap lebih dari 4,4 juta tenaga kerja. Oleh karena itu, keberlanjutan dan pertumbuhan sektor ini sangat krusial dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di depan.
Langkah Strategis untuk Memperbaiki Citra Wisata
Chai menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga guna menyelesaikan isu yang mengganggu sektor pariwisata. Misalnya, pengaturan yang lebih ketat terhadap pemalsuan tur dan tindakan kriminal yang menargetkan pelancong perlu ditingkatkan.
Langkah-langkah konkret tersebut diharapkan dapat memulihkan citra Thailand sebagai destinasi wisata yang aman dan menarik. Misalnya, penanganan isu ganja yang selama ini menjadi sorotan juga perlu diatur dengan baik untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Dampak psikologis dari isu keamanan sangat besar; oleh karenanya, Thailand perlu meningkatan kepercayaan wisatawan mancanegara. Kejelasan regulasi dan transparansi dalam penegakan hukum dapat menjadi kunci untuk menarik kembali minat pelancong dari negara asal mereka.