www.pusatkabar.id – Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dijadwalkan akan digelar pada tanggal 29 hingga 30 Agustus 2025. Acara ini akan berlangsung di BPPTIK Komdigi, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dan merupakan momentum penting bagi dunia kewartawanan di Indonesia.
Sejumlah nama telah muncul sebagai calon yang akan bertarung untuk meraih kursi Ketua Umum PWI Pusat untuk periode 2025-2030. Persaingan ketat ini mencerminkan dinamisasi dan kepentingan yang kuat dalam organisasi kewartawanan tertua di tanah air.
Terdapat tujuh kandidat yang telah menyiapkan diri untuk mengambil alih kepemimpinan PWI, dan ini menjadi sorotan agenda nasional. Calon-calon ini memiliki latar belakang serta pengalaman yang beragam dalam dunia jurnalisme dan organisasi pers.
Di antara nama-nama tersebut, Hendry Ch Bangun, yang merupakan Ketua Umum PWI hasil Kongres Bandung, menjadi salah satu calon terkuat. Selain itu, Zulmansyah Sekedang yang juga merupakan Ketua Umum PWI hasil Konferensi Luar Biasa di Jakarta, mengincar posisi yang sama.
Kandidat lainnya termasuk Rusdy Nurdiansyah, Johnny Hardjojo, Akhmad Munir, dan Atal S Depari, yang memiliki rekam jejak dan kontribusi signifikan bagi PWI. Setiap nama yang muncul bukan hanya sekadar nomor, tetapi juga membawa visi dan misi yang jelas untuk pengembangan organisasi.
Proses Pencalonan dan Dukungan yang Diperlukan
Steering Committee (SC) Kongres PWI 2025 telah menetapkan mekanisme pencalonan bagi calon Ketua Umum yang akan berkompetisi dalam kongres mendatang. Hal ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam proses seleksi.
Bakal calon yang ingin mendaftar harus mendapatkan dukungan minimal dari 20 persen PWI Provinsi, yang setara dengan sekitar delapan provinsi. Ini adalah langkah penting untuk menjaga integritas dan legitimasi proses pemilihan.
Menariknya, proses pendaftaran bagi calon ketua umum dibuka tanpa biaya. Ketua SC, Zulkifli Gani Ottoh, menegaskan bahwa mereka ingin setiap kader PWI dari seluruh Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Selanjutnya, dibentuk Tim Penjaringan Calon Ketua Umum yang terdiri dari anggota SC dan Organizing Committee (OC). Tim ini bertanggung jawab untuk mengawasi dan meneliti para calon, memastikan bahwa proses berjalan dengan lancar.
Dukungan anggota OC juga menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan kongres. Raja Parlindungan Pane, Wakil Ketua OC, menyatakan dukungannya terhadap keputusan yang telah disepakati, dan menekankan pentingnya persatuan dalam organisasi.
Perebutan Suara dan Isu Ketidakpastian di Provinsi Banten
Rapat SC juga membahas isu penting terkait partisipasi PWI Provinsi Banten yang sebelumnya mengalami dualisme. Kedua kubu PWI Banten kini dianggap sah untuk berpartisipasi dalam kongres, meskipun ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi.
Keputusan ini diambil sebagai langkah tengah untuk menjaga persatuan dalam organisasi, di mana kedua kubu PWI Banten akan memiliki hak suara secara proporsional. Masing-masing kubu akan diberi satu suara meskipun Banten memiliki tiga suara.
SC juga menyatakan niatnya untuk mengundang kedua pihak dari PWI Banten agar dapat terlibat langsung dalam proses. Dengan cara ini, diharapkan semua pihak dapat merasa terakomodasi dan diakui dalam organisasi yang lebih besar.
Penyelesaian isu ini menjadi penting karena menunjukkan bagaimana organisasi berupaya tetap kuat meskipun terpengaruh oleh perpecahan di tingkat provinsi. Keputusan ini menunjukkan semangat kolaborasi dan niat baik untuk merangkul semua pihak.
Untuk Daftar Pemilih Tetap (DPT), SC memutuskan akan menggunakan daftar yang sama dengan yang digunakan pada Kongres PWI sebelumnya. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah proses dan menjaga kontinuitas dalam kepengurusan.
Masa Bakti Kepengurusan dan Persiapan Kongres yang Semakin Matang
Dalam rapat tersebut, SC juga menetapkan masa bakti kepengurusan hasil Kongres PWI 2025 selama lima tahun. Ini adalah keputusan strategis untuk mengembalikan normalitas organisasi setelah adanya dualisme dalam kepengurusan sebelumnya.
Menurut Zulkifli, situasi di mana kepengurusan sebelumnya hanya berjalan satu tahun, tetapi sudah mengalami perpecahan, menunjukkan perlunya reformasi dalam kepemimpinan. Penting untuk memastikan bahwa kepengurusan masa depan dapat berjalan dengan lancar.
Dengan langkah ini, diharapkan pengurus baru dapat memfokuskan diri pada program-program yang bermanfaat bagi wartawan dan masyarakat. Keberhasilan kongres ini diharapkan akan menjadi langkah positif bagi perkembangan industri media di Indonesia.
Di sisi lain, Organizing Committee mencatat bahwa persiapan teknis untuk penyelenggaraan kongres telah mencapai 70 persen. Hal ini menunjukkan komitmen dan kesiapan untuk menyukseskan acara yang sangat dinantikan ini.
Setiap langkah yang diambil oleh SC dan OC menjadi bagian dari upaya besar yang dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi komunitas wartawan. Di harapkan bahwa melalui kerjasama, kongres ini dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan keputusan yang menguntungkan bagi seluruh anggota PWI.