www.pusatkabar.id – Insiden yang meresahkan terjadi di sebuah desa di Bali ketika seekor anjing liar menyerang delapan orang hanya dalam waktu tiga hari. Serangan ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga setempat, terutama setelah hasil laboratorium menunjukkan bahwa anjing tersebut terinfeksi rabies.
Serangan dimulai pada 19 Juni 2025, dengan empat orang menjadi korban pada hari pertama. Keesokan harinya, tiga orang lainnya diserang, ditambah satu korban lagi pada 21 Juni.
Salah satu korban yang terpaksa dirawat adalah seorang balita perempuan berusia tiga tahun. Luka parah yang dialaminya membuatnya harus mendapatkan perawatan medis segera di rumah sakit terdekat.
Detail Insiden Serangan Anjing Liar di Bali
Menurut penjelasan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, serangan itu cukup mengejutkan dan terjadi secara berurutan. Korban pertama adalah seorang dewasa, diikuti anak-anak yang sering bermain di sekitar area tersebut.
Warga setempat menyebutkan bahwa perilaku anjing tersebut sangat tidak biasa sebelum serangan terjadi. Anjing itu terlihat tenang sebelumnya, tetapi menjadi agresif saat anak-anak bermain di dekatnya.
Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa anjing tersebut belum pernah divaksin rabies. Hal ini menambah keprihatinan masyarakat akan kemungkinan penyebaran virus lebih luas.
Upaya Pengendalian dan Penanganan Kesehatan Masyarakat
Setelah kejadian tersebut, tim Dinas Pertanian segera melakukan langkah-langkah preventif. Sampel otak anjing tersebut diambil dan diuji untuk memastikan apakah benar terinfeksi rabies.
Hasil laboratorium kemudian mengkonfirmasi adanya virus rabies pada anjing yang menyerang. Seluruh delapan warga yang menjadi korban mendapat vaksin anti-rabies (VAR) sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi lebih lanjut.
Pihak kesehatan mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap anjing liar di sekitar area. Pentingnya vaksinasi untuk hewan peliharaan juga ditekankan agar kejadian serupa dapat dihindari di masa depan.
Pentingnya Vaksinasi dan Kesadaran Masyarakat terhadap Rabies
Vaksinasi rabies untuk hewan adalah cara terbaik untuk mencegah penularan virus. Anjing yang divaksin memiliki peluang lebih kecil untuk terinfeksi rabies dan menyebarkan virus tersebut ke manusia.
Selain vaksinasi, kesadaran masyarakat tentang rabies juga sangat penting. Pendidikan dan sosialisasi kepada warga dapat membantu mereka mengidentifikasi tanda-tanda anjing yang mungkin terinfeksi rabies.
Pemerintah setempat berupaya untuk meningkatkan program vaksinasi di daerah-daerah rawan. Hal ini dilakukan agar kejadian yang merugikan seperti serangan anjing liar tidak terulang lagi di masa mendatang.
Praktik masyarakat dalam menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar juga berkontribusi terhadap pengendalian populasi hewan liar. Masyarakat diharapkan dapat bekerja sama menjaga lingkungan demi kesehatan bersama.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, insiden serupa dapat diminimalisir. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mengurangi risiko penularan rabies.