www.pusatkabar.id – Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengevaluasi potensi pengaktifan kembali Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Bandara ini telah menghentikan operasional penerbangan komersial sejak awal tahun 2023, menyisakan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata di kawasan tersebut.
Wakil Menteri Perhubungan Suntana mengungkapkan bahwa tinjauan ini dilakukan berdasarkan permintaan dari Wali Kota dan Gubernur Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk menilai seberapa efektif operasional Bandara Kertajati di Majalengka dalam konteks pemulihan layanan penerbangan di Bandung.
“Tentu, kami ingin memastikan mana yang akan lebih memberikan manfaat bagi masyarakat dan ekonomi,” tambah Suntana, menekankan pentingnya keputusan yang berlandaskan pada pertimbangan operasional yang komprehensif. Ia juga menyatakan bahwa akan ada pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah daerah terkait masalah ini.
Saat ini, biaya operasional yang dipikul pemerintah daerah mencapai sekitar Rp60 miliar per tahun. Angka tersebut menjadi salah satu faktor kunci dalam proses evaluasi, di mana efisiensi dan efektivitas layanan menjadi prioritas utama.
Belum ada keputusan pasti terkait tindakan selanjutnya, dan Suntana menyatakan bahwa evaluasi akan terus dilakukan bersama pihak-pihak terkait. “Kami tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan, pastinya kami akan memikirkan langkah terbaik untuk semua pihak,” ujarnya.
Bandara Husein Sastranegara: Kembali ke Masa Kejayaan
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan kekecewaannya mengenai penutupan penerbangan komersial di Bandara Husein. Sejak bandara tersebut tidak lagi melayani penerbangan, kota Bandung mengalami penurunan signifikan dalam jumlah wisatawan, sampai sekitar 4 juta pengunjung setiap tahunnya.
Menurut Farhan, pemulihan operasional Bandara Husein adalah kunci untuk mengembalikan kehidupan pariwisata di kota tersebut. Ia bertekad untuk terus berjuang agar pemerintah pusat mempertimbangkan kembali pengaktifan bandara tersebut.
“Saya ingin kita dapat kembali ke keadaan sebelum pandemi, di mana Bandara Husein dapat melayani banyak penerbangan dengan baik,” ujarnya, menggambarkan harapannya untuk melihat era keemasan bandara kembali. Farhan percaya bahwa bandara merupakan elemen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa meski Bandara Husein Sastranegara tidak melayani penerbangan komersial, tetap ada beberapa rute terbatas yang dilayani oleh maskapai tertentu. Susi Air mengoperasikan rute dari Pangandaran ke Bandung dan Halim Perdanakusuma, meskipun jangkauannya sangat terbatas.
Evaluasi Kinerja Bandara Kertajati dalam Penerbangan Komersial
Mempertimbangkan operasional Bandara Kertajati, Suntana menyatakan bahwa bandara tersebut juga mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Sejak dibuka, Kertajati diharapkan dapat menjadi alternatif utama bagi penerbangan di Jawa Barat, tetapi ternyata menghadapi beragam tantangan.
Salah satu tantangan terbesar adalah penurunan jumlah penumpang yang jauh dari harapan. Bandara ini membutuhkan strategi yang lebih efektif untuk menarik maskapai penerbangan dan penumpang. “Kita harus mencari solusi terbaik agar seluruh masyarakat dapat menikmati layanan penerbangan dengan baik,” ungkap Suntana.
Untuk itu, pemerintah berencana untuk melakukan diskusi mendalam dengan semua pemangku kepentingan. Hal ini penting untuk merumuskan langkah-langkah ke depan agar kedua bandara dapat beroperasi dengan lebih optimal dan saling melengkapi.
Dalam proses evaluasi ini, aspek transportasi dan konektivitas juga akan menjadi fokus utama. Pastikan bahwa layanan dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat.
Peran Pariwisata dalam Memulihkan Ekonomi Daerah
Pariwisata memiliki peran yang sangat vital dalam perekonomian daerah, dan pengaktifan kembali Bandara Husein Sastranegara dapat memberikan dorongan yang signifikan. Setiap peningkatan jumlah pengunjung dapat membantu memperbaiki ekonomi lokal yang terdampak oleh pandemi.
Farhan menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mempromosikan potensi pariwisata yang ada. “Kami memiliki banyak destinasi unggulan yang layak dipromosikan kepada wisatawan,” katanya, mengungkapkan dukungannya terhadap inisiatif yang mendukung pariwisata.
Kunjungan wisatawan tidak hanya bermanfaat bagi sektor transportasi, tetapi juga bagi bisnis lokal, hotel, dan restoran. Keberadaan bandara yang lebih aktif dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Dengan kembali dibukanya bandara, diharapkan tidak hanya akan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang tetapi juga memperkokoh komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pariwisata. Harapan tersebut diungkapkan oleh banyak pelaku industri perjalanan yang merindukan masa-masa penuh kunjungan.
Penutup: Menuju Keputusan yang Optimal untuk Semua
Dalam menghadapi semua tantangan ini, pemerintah berusaha untuk mengambil keputusan yang seimbang dan berbasis data. Suntana mencatat bahwa semua pihak perlu berkolaborasi untuk mencapai hasil yang optimal, terlebih dalam konteks pemulihan ekonomi pascapandemi.
Kesuksesan pengaktifan kembali bandara sangat bergantung pada sikap proaktif dari semua pemangku kebijakan yang terlibat. Diharapkan, keputusan yang diambil nantinya tidak hanya membawa manfaat jangka pendek tetapi juga dampak jangka panjang untuk masyarakat dan perekonomian.
Dengan ketegasan dan usaha yang berkelanjutan, ada harapan untuk melihat Bandara Husein Sastranegara kembali menjadi salah satu poros transportasi yang dinamis di Jawa Barat. Kini saatnya untuk menggali potensi lebih besar dan mengembalikan masa kejayaan industri pariwisata lokal.
