www.pusatkabar.id – BANDUNG– Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menunjukkan dukungannya terhadap sekolah yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan akhlakul karimah dalam mendidik generasi muda. Sekolah-sekolah ini berperan penting dalam membentuk individu yang saleh, berilmu, dan berakhlak mulia seiring dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks.
Tidak bisa dipungkiri, pendidikan dengan landasan nilai-nilai keislaman mengajarkan anak-anak untuk tidak hanya memahami ilmu, tetapi juga menginternalisasi etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diungkapkan saat acara Haflah Akhirus Sanah Tahun Ajaran 2024-2025 bertema “Membangun Generasi Quráni Menuju Masa Depan Gemilang” di Masjid Al Musthofa, yang terletak di Jalan Cibogo, Gang H.Musthofa RT. 06 RW. 03, Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi.
Pentingnya Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Keislaman
Pendidikan berbasis nilai keislaman tidak hanya mendorong siswa untuk mengejar ilmu, tetapi juga membentuk karakter yang kuat. Dalam kalimatnya, Erwin menegaskan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Sekolah yang menerapkan kurikulum berbasis nilai-nilai keislaman menjawab tantangan ini dengan menyiapkan siswa-siswi untuk bertanggung jawab dan memahami eksistensi mereka dalam masyarakat.
Hari ini, tantangan yang dihadapi anak muda semakin kompleks, mulai dari teknologi hingga moralitas. Sekolah yang mengintegrasikan pendidikan dengan nilai-nilai keislaman memastikan bahwa para siswa tidak hanya menjadi cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Ini merupakan landasan penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga di akhirat.
Strategi Menciptakan Generasi Berakhlak Mulia
Lebih lanjut, Erwin menyampaikan pentingnya mengedukasi anak-anak untuk mencintai ilmu dan menyerap nasihat dengan baik. Sekolah yang memiliki fokus pada nilai-nilai akhlak ini berpotensi untuk mencetak individu-individu yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki keterampilan sosial yang baik. Dalam pengembangan karakter ini, guru memegang peranan penting sebagai teladan dan pemandu. Pengajaran yang mengedepankan nilai-nilai moral dapat membangun kesadaran siswa akan tanggung jawab mereka di masyarakat.
Dalam momen tersebut, Erwin juga membahas tentang pentingnya perhatian terhadap anak-anak yatim dan piatu. Ia mengingatkan bahwa mengasuh dan mendidik anak-anak yang kurang beruntung merupakan hal yang sangat mulia dan merupakan suruhan agama. Bukan hanya sekedar tanggung jawab sosial, tetapi juga sebagai investasi untuk masa depan yang lebih baik. Dengan memberikan dukungan kepada lembaga pendidikan yang membantu anak-anak kurang mampu, umat diajak untuk menjadiri bagian dari solusi.
Sebagai kesimpulan, pendidikan yang bertumpu pada nilai spiritual dan rasa empati dapat bertindak sebagai fondasi yang kuat dalam membangun masyarakat yang beradab. Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk mendukung pendidikan, kita bisa bersama-sama menciptakan generasi yang tidak hanya berjaya di bidang akademis, tetapi juga memiliki karakter yang mulia, menjunjung tinggi nilai sosial, dan peduli terhadap sesama.