www.pusatkabar.id – Di tengah meningkatnya tantangan aksesibilitas harga rumah, beberapa daerah di Eropa muncul dengan tawaran properti yang menarik. Salah satu contohnya adalah Desa Horden di Durham, Inggris, yang menawarkan rumah dengan harga hanya £5.000 atau sekitar Rp108 juta, menjadikannya pilihan yang menggoda bagi mereka yang mencari tempat tinggal baru.
Horden dulunya merupakan daerah yang sejahtera berkat kekayaan sumber daya alamnya, khususnya batu bara. Namun, setelah penutupan tambang pada tahun 1987, banyak penduduk yang memilih pergi, meninggalkan desa ini dalam keadaan yang kurang menguntungkan.
Kondisi yang dibiarkan ini membuat banyak rumah menjadi tak berpenghuni. Akibatnya, desa ini tidak hanya mengalami kemunduran ekonomi, tetapi juga menjadi sasaran bagi kelompok kriminal. Ini menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi kehidupan sehari-hari penduduk yang tersisa.
Menggali Sejarah Desa Horden yang Pernah Makmur
Horden pernah menjadi pusat kekayaan yang dikenal dengan produksi batu bara yang tinggi. Rekor dunia dalam produksi batu bara sebanyak 6.758 ton dalam sehari adalah bukti kejayaannya di masa lalu.
Kehidupan di desa ini dulunya dipenuhi dengan kemakmuran, tetapi semua itu berubah setelah penutupan tambang. Banyak rumah yang terabaikan, menciptakan lanskap yang menyedihkan bagi masyarakat yang tersisa.
Selain itu, dengan banyaknya rumah kosong, desa ini telah mengalami berbagai masalah sosial. Berbagai insiden kriminalitas, seperti penggerebekan narkoba, menjadi bagian dari rutinitas warga yang mencoba bertahan.
Krisis Sosial dan Upaya Revitalisasi Desa Horden
Masalah sosial yang mendera Horden semakin jelas terlihat. Warga mulai melaporkan kehadiran kelompok kriminal yang mengambil alih rumah-rumah kosong. Namun, respons dari pihak berwenang dinilai kurang memadai.
Sebagai upaya mengatasi krisis ini, Dewan Daerah Durham telah merencanakan proyek revitalisasi dengan anggaran mencapai £6 juta (Rp130 miliar). Proyek ini mencakup pembangunan perumahan baru dan peningkatan infrastruktur transportasi.
Namun, proyek revitalisasi ini menimbulkan kontroversi, terutama terkait dengan peruntukan rumah-rumah tua yang berpotensi mengalami renovasi. Banyak warganya yang merasa bahwa rumah-rumah tersebut memiliki nilai sejarah yang patut dilestarikan.
Mendengar Suara Warga dan Kebangkitan Harapan
Beberapa warga mengekspresikan keprihatinan mereka mengenai less attention yang diberikan pada rumah-rumah tua tersebut. Liz, seorang penduduk, menyatakan keinginannya agar pemerintah mendengarkan pendapat mereka dan mempertimbangkan renovasi sebagai pilihan yang lebih baik.
Dengan semangat, mereka berharap agar keterlibatan masyarakat diperhitungkan dalam setiap rencana yang diambil. Dua sisi dari proyek ini membuat warga khawatir tentang masa depan tempat tinggal mereka.
Dalam upaya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan, dukungan signifikan terhadap rencana tersebut dibutuhkan, tetapi juga diperlukan kepekaan terhadap sejarah dan budaya setempat. Dengan mendengarkan warga, mungkin pemerintah dapat menemukan solusi yang lebih komprehensif.
Pertimbangan Pembeli dan Realita Sosial di Horden
Walaupun harga rumah di Horden sangat menarik, calon pembeli harus benar-benar mempertimbangkan kondisi sosial di sekelilingnya. Ketidakamanan yang bercampur dengan kehadiran kriminalitas menjadi perhatian utama bagi siapa pun yang berpikir untuk tinggal di daerah ini.
Penting bagi setiap calon pembeli untuk melakukan penelitian dan mendapatkan pandangan dari penduduk setempat. Ini bukan hanya tentang harga, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat hidup dan berinteraksi dengan lingkungan baru mereka.
Keputusan membeli rumah di lokasi seperti Horden tidak hanya melibatkan angka-angka, tetapi lebih pada kualitas hidup. Untuk mencapai keseimbangan, cara pandang yang lebih luas terhadap sejarah dan masyarakat setempat diperlukan agar setiap langkah yang diambil mengarah pada solusi bersama.